MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MPU TANTULAR
GELAR TALKSHOW 2025
“Ucapkan apa yang ditulis, tulis apa
yang diucapkan” merupakan inspirasi dari serangkaian mata kuliah Sosiologi yang
disampaikan dosen pengampu ibu Serepina Tiur Maida,S.Sos., M.Pd., M.Kom kepada
mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantular. Ucapkan atau percakapkan apa
yang tertulis tentulah lebih efektif jika dikomunikasikan dalam bentuk perbincangan ringan namun sarat makna dengan
menggunakan media online yang biasa disebut
talkshow. Dalam rangka itulah
Mahasiswa Fakultas Hukum Universita Mpu Tantular akan menggelar talkshow bertempat di Kampus Universitas
Mpu Tantular, Jl. Cipinang Besar No.2 Jakarta pada tanggal 11 Januari 2025
mulai jam 09.00 wib sampai selesai.
Maksud digelarnya talkshow, adalah untuk melatih mahasiswa menerapkan hasil serapan ilmu pengetahun Sosiologi yang
didapatkan melalui pembelajaran di kampus serta pengembangannya dan kemudian
menyampaikannya kepada masyarakat. Tujuannya, adalah agar masyarakat mendapatkan
edukasi akurat dan valid dari
mahasiswa yang berguna dalam menambah
pengetahuan sosial yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga
merupakan wujud kepedulian sosial mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Mpu
Tantular, bagi pengembangan masyarakat.
Pemahaman praktis dengan event Thematic Talkshow menjadi Pemantik
mahasiswa guna menunjang pengetahuan akademik sehingga memiliki daya saing dan
mampu berkompetisi., Hal ini disampaikan Dr. Suyud Margono, Dekan Fakultas
Hukum Universitas Mpu Tantular, di Jakarta 11 Januari 2025.
Indonesia sebagai negara kepulauan
memiliki Kekayaan tradisi yang berlimpah yang telah sejak lama berkembang dan
hidup di masyarakat secara komunal, tidak saja harus dijaga kelestariannya,
namun dapat digunakan dalam menentukan kebijakan masyarakat dan bangsa
Indonesia umumnya, di dalamnya terdapat knowledge
dan wisdom heritage yang memiliki value,
sehingga pasti menjadi daya saing di Era Global, meskipun dengan catatan bahwa
Indonesia sebagai negara berkembang yang belum berbasis sains dan teknologi,
pungkasnya.
Melalui selular, M.Amin Saleh , SH.,
M.H, Kaprodi Fakultas Hukum, menyampaikan bangga dan teruslah berkarya untuk
berbagi kebaikan. Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantular memiliki mahasiswa
yang kreatif dan inovatif dalam mengemas event dengan baik dan tentu dengan
bimbingan dosen pengampu.
Ragam materi dari talkshow adalah patologi
sosial/masyarakat yang sering dijumpai bahkan dialami oleh masyarakat melalui cyber media, Adat Istiadat Pernikahan
suku Batak dan Flores, dan etika
berdemonstrasi yang beradab. Patologi sosial adalah kondisi yang menunjukkan
gejala adanya ketidaksesuaian dari berbagai unsur yang dapat membahayakan
kehidupan suatu individu maupun kelompok yang pada akhirnya menyebabkan pengikatan
sosial menjadi patah sama sekali (Koe Soe Khia, 1963).
Untuk lebih memudahkan pemahaman
tentang Patologi Sosial yang sering dijumpai bahkan dialami oeh masyarakat, maka talkshow dibagi dalam empat episode. Dua
episode adalah tentang Patologi Sosial, sedangkan dua episode lainnya adalah tentang
adat budaya suku Batak dan Flores serta etika penyampaian pendapat mahasiswa
melalui demonstrasi. Episode pertama bertemakan “Cyber Bullying dan dampaknya”. Dilanjutkan episode berikutnya
bertemakan : “Perkawinan Adat Batak dan Flores”. Kemudian tema : “Pencegahan
dan Penanggulangan Kejahatan Phishing
di Era Digital” dan “Peran Interaksi Mahasiswa Dalam Pencegahan Demonstrasi”
dalam episode ketiga dan keempat.
Tim pelaksana talkshow bekerja berdasarkan
arahan dan bimbingan dari dosen pengampu
Sosiologi, ibu Serepina Tiur Maida,
S.Sos., M.Pd., M.Kom. Tim pelaksana talkshow
terdiri dari : Tri Rahmini Siwi Utami
(Ketua), Ravenzka Grace Surlia (Sekertaris), Irwan Nazri (Bendahara), Zadrak
Rahantoknam (Cameraman) serta dibantu
oleh anggota lainnya.
Talkshow pertama dengan tema :
“Dampak Cyber Bullying” Pelaksana
terdiri dari : Irwan Nazri sebagai host. Narasumber
terdiri dari Frando Marton Tiran,
Riko Simanjuntak, dan Iva Meyer Cyber
bulliying atau tindakan kekerasan di dunia maya yang melibatkan penggunaan
teknologi informasi untuk mengintimidasi, melecehkan, atau mengancam orang
lain. Faktor penyebabnya beragam, mulai dari masalah pribadi pelaku, pengaruh
lingkungan sosial, hingga kurangnya pemahaman tentang dampak tindakan mereka.
Dampak bagi korban sangat serius, meliputi gangguan mental, sosial, dan fisik.
Sementara itu, pelaku juga dapat mengalami konsekuensi hukum dan sosial. Hukum
telah mengatur tindakan cyber bullying,
namun pencegahan tetap menjadi kunci. Sebagai mahasiswa, kita dapat berperan
aktif dengan meningkatkan kesadaran, menjadi digital citizen yang baik, dan
melaporkan tindakan cyber bullying
yang kita lihat. Cyber bullying merupakan
masalah serius dan berdampak destuktif. Pencegahan dan penanganan yang tepat
sangat penting untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan sehat. Setiap
individu memiliki peran penting dalam mencegah cyber bullying. Dengan meningkatkan kesadaran, memperlakukan orang
lain dengan baik di dunia maya, dan melaporkan tindakan yang tidak pantas, kita
dapat menciptakan lingkungan online
yang lebih positif dan aman".
Talkshow kedua
bertemakan : “Perkawinan Adat Batak dan Flores” Pelaksana terdiri dari : FX.
Bolly Masan sebagai host. Narasumber : Franciskus Sitinjak, Lorensius
Jefri Damar, Laras Dwiaryanti dan Santiamer Silalahi.
Pernikahan adat Batak dan Flores
merupakan perpaduan antara nilai-nilai luhur, tradisi leluhur, serta
kepercayaan yang telah diwariskan turun-temurun oleh nenek moyang, baik yang
berasal dari Suku Flores ataupun dari
Suku Batak. Masing-masing adat ini memiliki
rangkaian prosesi yang syarat makna, simbol, dan filosofi kehidupan.
Mulai dari tahap perkenalan, pertunangan, hingga upacara pernikahan. Setiap
tahapannya mengandung nilai-nilai penting yang mencerminkan identitas dan jati
diri kedua suku bangsa tersebut.
Dalam kegiatan ini, kita akan
menjelajahi lebih dalam mengenai perbandingan dan perbedaan, antara pernikahan
adat Batak dan Flores. Mulai dari prosesi yang dilalui, makna yang terkandung
di balik setiap tahapan, peran keluarga dalam upacara pernikahan, hingga
perubahan yang terjadi pada praktik adat pernikahan di era modern, akan tetapi
tidak merubah ataupun menggeser makna
atau eksistensi dari setiap orang, syarat adat, maupun tata upacara adat.
Memang sungguh menarik dan menjadi
penambah wawasan dari setiap orang yang memperhatikan dengan seksama dari
Prosesi adat Batak maupun Prosesi adat
Flores tersebut, namun demikian ada kesamaan hakekat yang menjadi dasar secara
tersirat bahwasanya mengacu pada "Kehormatan, Kemakmuran, dan
Keturunan" yang memang jika di refleksikan dengan kehidupan yang sesuai
dengan Pancasila sebagai dasar negara di
Indonesia ini dan pada pembukaan UUD 1945, bahwasanya manusia Indonesia adalah
manusia yang beradab dan perbudi pekerti luhur, secara berkesinambungan. Maka
sudah sepantasnya kita sebagai putra bangsa berbangga diri dan menghargai
setinggi - tingginya terhadap Kebudayaan di Nusantara yang kaya raya ini,
karena segala sesuatu diperhitungkan dengan penuh kearifan dan kebijaksanaan
yang tercermin dari local wishdom masing-masing suku adat. Maka, adat istiadat ini bukan simbol belaka,
akan tetapi menjadi jatidiri suku-suku bangsa di Nusantara tercinta dan juga
merupakan aset kultural yang diwariskan
bagi kita dan sekaligus juga sebagai titipan bagi anak cucu kita semua, agar
menjadi manusia yang beradat dan beradab dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Talkshow
ketiga dengan tema : “Pencegahan dan Penanggulangan Kejahatan Phishing di Era Digital” Pelaksana
terdiri dari : R. Agust Maruli L. Gaol sebagai host. Narasumber : Ravenzka
Grace Surlia, Radit Ardistyawan Romzi, dan Johni Douglas Silitonga.
Phising adalah
praktik penipuan online. Di era
digital yang semakin maju, kejahatan phishing
telah menjadi ancaman signifikan yang menargetkan individu maupun
organisasi. Melalui edukasi yang berkelanjutan, penerapan teknologi keamanan
canggih, serta kolaborasi antara pengguna, institusi, dan pembuat kebijakan,
ancaman ini dapat diminimalkan. Langkah-langakah seperti meningkatkan kesadaran
pengguna, memperkuat kebijakan keamanan, dan memanfaatkan inovasi teknogi
berbasis AI menunjukkan bahwa solusi untuk melawan phishing terus berkembang.
Namun, keberhasilan dalam penanggulangan phishing tidak hanya bergantung pada
teknologi, tetapi juga pada perilaku sadar dan tanggung jawab bersama. Dengan
komitmen kolektif untuk menciptakan ekosistem digital yang aman, kita dapat
menjaga kepercayaan terhadap teknologi dan mendukung perkembangan era digital
yang lebih terpercaya dan berkelanjutan.
Talkshow keempat dengan tema : “Peran
Interaksi Mahasiswa Dalam Pencegahan Demo” Pelaksana terdiri dari : Maria Sri
Fitri Sirait sebagai host. Narasumber :
Lamria Olivia Tampubolon, Tri Rahmini Siwi Utami dan Sutan Oloan Simanungkalit.
Acara ini bertujuan mengedukasi
mahasiswa tentang pentingnya membangun komunikasi yang sehat dan interaksi
positif dengan berbagai pihak, seperti dosen, staf kampus, pemerintah, dan
masyarakat untuk mencegah demonstrasi anarkis yang berujung pada kekerasan atau
kerusakan. Mahasiswa, sebagai agen perubahan, diharapkan mampu menyampaikan
aspirasi secara konstruktif melalui dialog dan negosiasi, tanpa harus
mengorbankan hak untuk bersuara.
Selain membahas peran mahasiswa dalam
menciptakan solusi yang damai dan produktif, talkshow ini juga menggarisbawahi
pentingnya pemanfaatan teknologi, seperti media sosial, untuk mendukung
interaksi yang harmonis. Dengan interaksi yang positif, mahasiswa dapat
memperkuat solidaritas, menciptakan kebijakan yang lebih responsif, serta
meningkatkan kualitas demokrasi. Kegiatan ini diharapkan dapat membentuk
karakter mahasiswa sebagai pemimpin masa depan yang cerdas, berani, dan bijak
dalam menyampaikan pendapat demi membangun masyarakat yang lebih baik.
Setiap tema yang dipaparkan menjadi
rangsangan positif buat mahasiswa yang
semua berefek pada kognitif, afektif dan akhirnya berharap adanya
perubahan perilaku atau behavioral,.
Inilah bagian dari learning by doing yang bermain dengan tantangan dan mampu mengasah potensi soft skill dibalik intelektual yang anak-anak bangsa miliki, ujar Serepina di akhir acara.
(Tri Rahmini Siwi Utami dkk).
Tks Pak .. salam Pancasila !!!
ReplyDelete