PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DIGITAL DAN HUMANIORA

 

 

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI  DIGITAL  DAN DINAMIKA HUMANIORA

Santiamer Silalahi, C.Me*)

 


Pendahuluan

Dalam era modern, sering disebut era the six Ds Peter Diamandis, kemajuan teknologi digital 
telah berdampak adanya perubahan besar pada dunia akademik. Perubahan mendasar terlihat dalam berbagai bidang ilmu, bukan hanya bidang ilmu sains, teknologi, dan kedokteran, melainkan juga,  bisnis, bidang ilmu humaniora dan ilmu budaya. 

The six Ds Peter Diamandis adalah Digitized, Deceptive, Disruptive, Demonetized, Dematerial
ized, dan Democatized.Segala sesuatu yang didigitalkan memasuki pertumbuhan eksponensial yang sama seperti yang kita lihat dalam komputasi. Informasi digital mudah diakses, dibagikan, dan didistribusikan. Informasi tersebut dapat menyebar dengan kecepatan internet. Begitu sesuatu dapat direpresentasikan dalam satu dan nol - dari musik hingga bioteknologi - informasi tersebut menjadi teknologi berbasis informasi dan memasuki pertumbuhan eksponensial. Ketika sesuatu mulai didigitalkan, periode awal pertumbuhannya menipu karena kecenderungan eksponensial tampaknya tidak tumbuh sangat cepat pada awalnya. Menggandakan 0,01 hanya akan menghasilkan 0,02, lalu 0,04, dan seterusnya. Pertumbuhan eksponensial benar-benar dimulai setelah angka tersebut dipecah menjadi angka bulat 0,2 dengan cepat menjadi 32, yang menjadi 32.000 sebelum Anda menyadarinya” (Peter H. Diamandis)

Teknologi digital merujuk pada penggunaan teknologi komputer dan elektronik untuk memproses, menyimpan, dan mentransmisikan informasi secara digital. Istilah "digital" merujuk pada representasi dan manipulasi data menggunakan sistem bilangan biner, yaitu 0 dan 1.

Kemajuan teknologi digital merupakan pandora yang membuka jalan terbukanya berbagai perspektif baru untuk mempelajari, memahami, dan mengembangkan warisan budaya benda dan tak benda, ide, keyakinan, dan ekspresi yang membentuk manusia.

Kesenjangan Kemajuan Teknologi Digital Dan Kebutuhan Manusia

Kesenjangan antara kemajuan teknologi dan kebutuhan manusia mencakup beberapa aspek yang sering kali menjadi tantangan dalam pengembangan dan penerapan teknologi.

Beberapa kesenjangan tersebut melibatkan:

1.    Kecepatan Perkembangan: Inovasi teknologi sering berkembang dengan cepat, sementara kebutuhan manusia mungkin tidak dapat mengikuti kecepatan tersebut. Hal ini dapat menciptakan kesenjangan dalam pemahaman, penerimaan, dan adaptasi teknologi oleh masyarakat.

2. Kesesuaian Konteks Budaya: Teknologi sering kali dirancang tanpa mem-pertimbangkan konteks budaya yang kompleks. Kesalahpahaman terhadap nilai-nilai budaya dapat mengakibatkan ketidakcocokan antara fitur teknologi dan kebutuhan lokal.

3.    Keterampilan dan Literasi Digital: Masyarakat mungkin tidak memiliki keterampilan atau literasi digital yang memadai untuk memanfaatkan sepenuhnya inovasi teknologi. Ini menciptakan kesenjangan aksesibilitas dan pemanfaatan teknologi di kalangan berbagai kelompok masyarakat.

4.    Ketidaksetaraan Akses: Terdapat kesenjangan dalam akses terhadap teknologi di berbagai wilayah dan lapisan masyarakat. Beberapa kelompok mungkin tidak dapat mengakses atau memanfaatkan inovasi teknologi karena keterbatasan infrastruktur atau sumber daya.

5. Kekhawatiran Privasi dan Keamanan: Perkembangan teknologi kadang-kadang meningkatkan risiko privasi dan keamanan. Kesenjangan muncul ketika inovasi teknologi tidak sejalan dengan kebutuhan untuk melindungi data pribadi dan memastikan keamanan informasi.

6.    Dampak Sosial dan Kesehatan Mental: Inovasi teknologi, seperti media sosial, dapat memiliki dampak sosial dan kesehatan mental yang signifikan. Kesenjangan terjadi ketika dampak ini tidak diantisipasi atau diatasi dengan tepat.

7. Keberlanjutan Lingkungan: Beberapa inovasi teknologi mungkin tidak memper-timbangkan dampak lingkungan secara memadai, menciptakan kesenjangan antara perkembangan teknologi dan keberlanjutan lingkungan.

8.  Partisipasi Masyarakat: Kesenjangan muncul ketika masyarakat tidak secara aktif terlibat dalam pengembangan teknologi. Pemahaman dan kebutuhan masyarakat harus diperhitungkan untuk mencegah kesenjangan ini.

Seiring dengan kemajuan teknologi, humaniora membantu menjembatani kesenjangan antara inovasi teknologi dan kebutuhan manusia.Humaniora merupakan studi tentang aspek-aspek manusia, termasuk seni, bahasa, sejarah, filsafat, sastra, dan ilmu-ilmu sosial. Disiplin ini mengeksplorasi pengalaman manusia, nilai-nilai, dan ekspresi kreatif, membantu kita memahami konteks budaya dan sejarah, serta mempertimbangkan aspek-aspek etis dalam kehidupan manusia.

Mengatasi kesenjangan ini membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan kolaborasi antara pengembang teknologi, pengambil kebijakan, dan masyarakat secara luas untuk memastikan bahwa inovasi teknologi benar-benar memenuhi kebutuhan manusia dengan cara yang positif dan inklusif.

Humaniora tetap memegang peran penting dalam era digital dengan memberikan pemahaman mendalam tentang nilai, etika, dan pengalaman manusia.

Humaniora membantu kita mengatasi dampak sosial, budaya, dan etika teknologi digital, serta memahami implikasinya terhadap masyarakat.

Peran Humaniora dalam era digitalisasi

Dalam era digitalisasi, Humaniora memainkan peran penting yang melibatkan pemahaman mendalam tentang aspek-aspek manusia dan dampak teknologi digital terhadap masyarakat. Beberapa peran kunci Humaniora dalam konteks ini melibatkan:

1.   Etika Teknologi : Humaniora  membantu menganalisis dan memahami implikasi etis dari perkembangan teknologi digital. Ini melibatkan pertimbangan terhadap privasi, keamanan data, dan dampak sosial teknologi terhadap individu dan kelompok.

2. Pemahaman Konteks Budaya: Humaniora membantu menganalisis bagaimana teknologi digital mempengaruhi budaya dan masyarakat. Studi ini membantu dalam memahami interaksi kompleks antara teknologi dan nilai-nilai budaya yang mendasarinya.

3.    Pendidikan   dan   Literasi   Digital :   Humaniora berkontribusi pada pengembangan literasi digital dengan menekankan pentingnya pemahaman kontekstual, evaluasi kritis, dan refleksi dalam menggunakan teknologi. Ini melibatkan penguatan keterampilan berpikir kritis dan analitis.

4.    Pengembangan Konten Budaya: Humaniora terlibat dalam pembuatan dan pengem-bangan konten digital yang mencerminkan warisan budaya, seni, dan humaniora. Ini mencakup produksi dan kurasi konten yang dapat memberikan nilai tambah budaya.

5.    Studi Pengguna dan Desain Berbasis Manusia: Humaniora berperan dalam mer   -  ancang teknologi agar lebih ramah pengguna dan dapat diintegrasikan secara harmonis dengan kehidupan sehari-hari. Ini melibatkan studi pengguna, desain berbasis manusia, dan fokus pada kebutuhan dan pengalaman pengguna.

6.    Sejarah dan Konteks Sosial Teknologi: Humaniora membantu mengidentifikasi pola sejarah perkembangan teknologi dan memahami dampaknya pada struktur sosial. Studi ini membantu kita belajar dari masa lalu untuk membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.

7.    Pemahaman tentang Identitas dan Interaksi Sosial Online: Humaniora memeriksa bagaimana identitas individu terbentuk dan diekspresikan melalui platform digital, serta implikasinya terhadap interaksi sosial dan komunikasi.

Dengan menyeluruh memahami aspek-aspek ini, Humaniora membantu mengarahkan perkembangan teknologi digital agar sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, melibatkan masyarakat secara lebih baik, dan meminimalkan dampak negatif.

Dampak  Tanpa Peran Humaniora Dalam Era Digitalisasi

Bila tidak ada campur tangan humaniora di era digitalisasi, mungkin akan terjadi sejumlah konsekswensi yang dapat merugikan kehidupan manusia, beberapa kemungkinan dampaknya melibatkan :

1.    Kurangnya Pemahaman Etika: Tanpa perspektif Humaniora, risiko pengembangan dan penggunaan teknologi tanpa memperhatikan etika dapat meningkat. Ini dapat mengakibatkan pelanggaran privasi, penyalahgunaan data, dan konsekuensi etis lainnya.

2.  Ketidaksesuaian Budaya: Teknologi yang dikembangkan tanpa memperhitungkan konteks budaya dapat menimbulkan ketidakcocokan dan resistensi dari masyarakat. Pengabaian terhadap nilai-nilai lokal dapat merugikan adopsi teknologi.

3.    Peningkatan Kesenjangan Digital: Tanpa fokus pada literasi digital dan kesetaraan akses, kesenjangan digital dapat memperdalam divisi antara kelompok yang memiliki akses dan keterampilan teknologi dengan yang tidak.

4.    Dampak Sosial Negatif: Kekurangan pemahaman tentang dampak sosial teknologi dapat menyebabkan masalah seperti isolasi sosial, ketidaksetaraan informasi, dan peningkatan risiko terhadap kesehatan mental

5.    Kurangnya Pengembangan Inklusif: Pengembangan teknologi yang tidak melibatkan variasi identitas dan kebutuhan manusia dapat menghasilkan solusi yang tidak inklusif dan mengabaikan beragam perspektif pengguna.

6.  Ketidakberlanjutan Lingkungan: Tanpa pertimbangan Humaniora, perkembangan teknologi mungkin tidak memperhitungkan dampaknya pada lingkungan, yang dapat menyebabkan penggunaan sumber daya yang tidak berkelanjutan.

7.  Keterbatasan Inovasi: Humaniora mendorong pemikiran kreatif dan inovatif. Tanpa kontribusi ini, kemungkinan terjadi keterbatasan dalam inovasi, dengan pengembangan teknologi yang lebih fokus pada fungsi teknis daripada nilai-nilai dan kebutuhan manusia.

8.   Kurangnya Kesiapan Masyarakat: Tanpa pendekatan Humaniora dalam literasi digit-al, masyarakat mungkin kurang siap menghadapi perubahan yang cepat dalam era digitalisasi, mengakibatkan ketidakpastian dan kebingungan.

Secara keseluruhan, peran Humaniora memberikan wawasan dan pandangan yang diperlukan untuk membimbing pengembangan teknologi agar lebih sesuai dengan kebutuhan, nilai-nilai, dan aspirasi manusia, sehingga mampu memberikan dampak positif pada masyarakat secara luas.

 Kesimpulan

Perkembangan teknologi digital adalah suatu keniscayaan. Manusia dihadapkan kepada dua pilihan. Menolak atau beradaptasi. Menolak, berarti akan tertinggal dari kemajuan peradaban modern. Sebaliknya akan membantu kehidupan manusia lebih maju dan beradap jika beradaptasi.

Beradaptasi tanpa pengendalian humaniora akan menjadikan manusia menjadi budak teknologi. Ia tidak berbeda dengan Artificial Itelligence (AI), serba mengetahu, cepat dalam segala hal tetapi tidak memiliki jiwa kemanusiaan.

_______________________

*)Santiamer Silalahi, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantualar

Daftar Bacaan :

Diamandis.com  Nov 21, 2016

Qlausa.com, Dember 25, 2022

Comments

Popular posts from this blog