PERMAINAN MODE SEBAGAI ALAT
KOMUNIKASI PUBLIK
Universitas Mpu Tantular
Fakultas Hukum
Santiamer Silalahi : 243300020039
Dosen Pengampu : Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd
-------------------------------------------------------------------------------
I. Pendahuluan
Ada
yang menarik pada penampilan Melamie Trump waktu perayaan pelantikan periode
kedua pemerintahan suaminya, Donald Trump. Dia mengenakan pakaian gelap
menjadikannya sosok yang anggun dan berkelas, tetapi gelap dan tak tersentuh. Berbeda
dengan periode kedua, pada periode pertama pemerintahan Donald Trump, Melania
Trump mengenakan warna lembut yang ceria. Ia mengganti gaun kasmir biru muda
dengan jaket balero asimetris yang serasi dengan sarung tangan opera dengan
gaun sutra krep yang mencerminkan rasa gembir. Menurut Tashjian, Melania Trump
memiliki permainan mode sebagai alat yang kerap ia gunakan untuk berkomunikasi
dengan publik.
Pakaian
merupakan salah satu penanda yang paling kasat mata dari sekian banyak penampilan
luar seseorang. Pakaian menjadi pembeda secara perorangan maupun maupun
identitas kelompok tertentu. Artinya bahwa, meskipun berada di dalam satu wadah
suatu organisasi atau pada momen tertentu yang dihadiri banyak manusia dari
berbagai kelas ekonomi yang berbeda. Fashion
dan pakaian merupakan cara yang digunakan
individu atau kelompok untuk membedakan dirinya sendiri sebagai individu atau
kelompok dan menyatakan beberapa keunikannya. Sebagai suatu bentuk dari
ekspresi individualistik/kelompok, di dalam sebuah fashion terkandung nilai-nilai yang ingin dipromosikan atau
dikomunikasikan kepada publik melalui apa yang dikenakan. Sebagaimana model dan
warna busana yang dikenakan oleh Melania Trump pada saat perayaan pelantikan
suaminya. Apakah publik akan sealau memahami pesan seseorang melalui busana
yang dipakainya?
Universitas Mpu Tantular
Fakultas Hukum
Santiamer Silalahi : 243300020039
Dosen Pengampu : Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd
-------------------------------------------------------------------------------
I. Pendahuluan
Ada yang menarik pada penampilan Melamie Trump waktu perayaan pelantikan periode kedua pemerintahan suaminya, Donald Trump. Dia mengenakan pakaian gelap menjadikannya sosok yang anggun dan berkelas, tetapi gelap dan tak tersentuh. Berbeda dengan periode kedua, pada periode pertama pemerintahan Donald Trump, Melania Trump mengenakan warna lembut yang ceria. Ia mengganti gaun kasmir biru muda dengan jaket balero asimetris yang serasi dengan sarung tangan opera dengan gaun sutra krep yang mencerminkan rasa gembir. Menurut Tashjian, Melania Trump memiliki permainan mode sebagai alat yang kerap ia gunakan untuk berkomunikasi dengan publik.
Pakaian
merupakan salah satu penanda yang paling kasat mata dari sekian banyak penampilan
luar seseorang. Pakaian menjadi pembeda secara perorangan maupun maupun
identitas kelompok tertentu. Artinya bahwa, meskipun berada di dalam satu wadah
suatu organisasi atau pada momen tertentu yang dihadiri banyak manusia dari
berbagai kelas ekonomi yang berbeda. Fashion
dan pakaian merupakan cara yang digunakan
individu atau kelompok untuk membedakan dirinya sendiri sebagai individu atau
kelompok dan menyatakan beberapa keunikannya. Sebagai suatu bentuk dari
ekspresi individualistik/kelompok, di dalam sebuah fashion terkandung nilai-nilai yang ingin dipromosikan atau
dikomunikasikan kepada publik melalui apa yang dikenakan. Sebagaimana model dan
warna busana yang dikenakan oleh Melania Trump pada saat perayaan pelantikan
suaminya. Apakah publik akan sealau memahami pesan seseorang melalui busana
yang dipakainya?
II. Sosiologi
Komunikasi
1.
Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi
Sosiologi komunikasi adalah
cabang ilmu Sosiologi yang mengkaji berbagai fenomena masyarakat berkaitan
dengan komunikasi dan teknologi. Suatu komunikasi yang menimbulkan proses
saling pengaruh-mempengaruhi antar individu, individu dengan kelompok maupun
antar kelompok dalam masyarakat Sosiologi komunkasi berkaitan dengan komunikasi
publik yaitu bagaimana seseorang
berbicara di hadapan public (Soerjono Soekanto).
Ruang lingkup sosiologi komunikasi
terdiri dari Sosiologi, masyarakat, komunikasi dan Teknologi Telematika.
Sosiologi itu memepelajari
tentang masyarakat, berbagai hal tentang
tindakan, perilaku, gejala/fenomena sosial berbagai stuktur , dan hubungan sosial. dengan gejala sosial
yang non sosial seperti geografis,
biologis dan sejenisnya. .
Masyarakat sebagai objek
sosial merupakan sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup
lama, sehingga mereka dapat mengatur diri sendiri, saling berintraksi satu sama
lain, dan saling memperhatikan melalui jalinan interaksi sosial.
Interaksi atau hubungan
sosial ini melahirkan cita-cita, tujuan, dan perlindungan kepentingan bersama.
Sarana utama untuk mewujdkannya adalah menciptka kesamaan paradigma melalui
komunikasi yang lancar dan komunikatif.
Komunikasi adalah proses penyampaian
pesan dan penerimaan pesan melalui media atau cara tertentu.Penyampai pesan
disebut komunikator, sedangkan penerima pesan disebut komunikan/komunikate dengan
tujuan terjadi pemahaman/pengertian yang sama. Secara garis besar jenis komunikasi
dapat dibagi dua, yaitu komunikasi verbal dan non-verbal.
Komunikasi verbal adalah penyampaian pesan dengan menggunakan
kata-kata, baik secara lisan (oral) maupun tulisan (written). Komunikasi
verbal sering digunakan dalam pidato, presentasi, konferensi video, panggilan telepon, rapat, dan
percakapan.
Komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan
kata-kata, melainkan menggunakan bahasa tubuh (body language), bahasa
isyarat, gerakan anggota badan (gestur),
ekspresi wajah, kontak mata, barang-barang yang dipakai (misalnya busana, jam tangan
cincin, sepatu, dll), Vokal seperti intonasi, aksentuasi, kualitas suara, dan
gaya bicara serta emosi juga termasuk komunikasi non-verbal yang biasa
menyertai komunikasi verbal. Komunikasi non verbal dapat digunakan baik secara
sengaja maupun tidak sengaja. Misalnya, Anda mungkin tersenyum secara tidak
sengaja saat mendengar ide atau informasi yang menyenangkan atau menyenangkan
atau anda mengnekan busana tertnentu dipadukan dengan bentuk dan warna tas
serta asesori lainnya ketika menghadiri suatu acara tertentu. Komunikasi non verbal
berguna saat mencoba memahami pikiran dan perasaan orang lain. Jika mereka
menunjukkan bahasa tubuh yang “tertutup”, seperti lengan disilangkan atau bahu
membungkuk, mereka mungkin merasa cemas, marah atau gugup.
Di era the Sis D’s Peter
Diamandis, yaitu era digital, masalah jarak yang menjadi kendala komunikasi di
abad ke 19 sudah teratasi dengan kemajuan teknologi informatika. Peter Diamandis adalah pelopor internasional di bidang
inovasi, kompetisi insentif dan ruang komersial. Peter Diamandis membagi kemajuan
teknologi secara eksponensial melalui 6 tahapan, yang disebut dengan Six D of Exponential Growth, yaitu :
1)
Digitalization, yaitu transformasi dari analog menuju
digital dihampir semua sektor.
2) Deception, pertumbuhan eksponensial kemajuan digitalisasi.
3) Disruption, merupakan transisi menuju tahap slanjutnya.
Disrupsi tidak hanya menimpa dunia usaha tetapi juga memilki implikasi pada
dunia pendidikan, sosial, budaya, bahkan dunia politik.
4) Dematerialization, tahapan dimana semua produk kehilangan bentuk untuk ditransfer di cloud atau diawan digital tak bertepi.
5) Demonetization, tahap dimana terjadi penuruna biaya karena
informasi dalam berbagai jenis dan rupa dapat disimpan dalam satu alat kecil
seperti smaphone.
6) Democratization, tahapan puncak dimana semua berkelimpahan dan berbiaya minimal , sehingga terjadilah era
abundance atau disebut free economy dan sharing economy.
2.
Hambatan-Hambatan Komunikasi Dan Cara Mengatasinya
Proses komunikasi tidak akan efektif apabila
tidak didukung oleh berbagai elemen atau komponen komunikasi yaitu pengirim (sender), pesan (message), encoding, saluran (channel), penerima (receiver), decoding, umpan balik (feedback), gangguan/hambatan (noise), dan konteks (context). Oleh karena itu, setiap elemen atau komponen dalam proses komunikasi menunjukkan
kualitas komunikasi itu sendiri. Masalah akan timbul apabila salah satu dari
elemen komunikasi tersebut mengalami hambatan yang menyebabkan komunikasi
menjadi tidak efektif.
Hambatan komunikasi ini dapat terjadi pada
semua konteks komunikasi, yaitu komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal, komunikasi massa, komunikasi organisasi atau komunikasi kelompok. Hambatan
komunikasi yang terjadi dalam berbagai konteks komunikasi dapat menyebabkan
komunikasi menjadi tidak efektif.
1). Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi
Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang menghalangi atau
mengganggu tercapainya komunikasi yang efektif. Hambatan komunikasi dapat
mempersulit dalam mengirim pesan yang jelas, mempersulit pemahaman terhadap
pesan yang dikirimkan, serta mempersulit dalam memberikan umpan balik yang
sesuai.
Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi
yaitu hambatan personal, hambatan fisik, hambatan kultural atau budaya, serta
hambatan lingkungan
a. Hambatan
personal
Hambatan personal merupakan hambatan yang
terjadi pada peserta komunikasi, baik komunikator maupun komunikan/komunikate.
Hambatan personal dalam komunikasi meliputi sikap, emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain.
b. Hambatan kultural atau budaya
Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang memiliki kebudayaan
dan latar belakang yang berbeda mengandung arti bahwa kita harus memahami
perbedaan dalam hal nilai-nilai, kepercayaan, dan sikap yang dipegang oleh
orang lain.
Hambatan kultural atau budaya mencakup bahasa, kepercayan dan
keyakinan. Hambatan bahasa terjadi ketika orang yang berkomunikasi tidak
menggunakan bahasa yang sama, atau tidak memiliki tingkat kemampuan berbahasa
yang sama.
Hambatan juga dapat terjadi ketika kita menggunakan tingkat
berbahasa yang tidak sesuai atau ketika kita menggunakan jargon atau bahasa
“slang” atau “prokem” atau “alay” yang tidak dipahami oleh satu atau lebih
orang yang diajak berkomunikasi.
c. Hambatan fisik
Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi.
Hambatan fisik komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak antar individu, dan
radio. Hambatan fisik ini pada umumnya dapat diatasi.
d. Hambatan lingkungan
Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat mengalami rintangan
yang dipicu oleh faktor lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi
dimana komunikasi terjadi. Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas,
tingkat kenyamanan, gangguan, serta
waktu.
2). Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi
Berbagai hambatan komunikasi yang dapat menyebabkan
ketidakefektifan komunikasi dapat kita atasi dengan memperhatikan beberapa hal
berikut ini :
a.
Pengirim
pesan/komunikator/sender
Pengirim pesan hendaknya merumuskan informasi
sedemikian rupa agar tujuan komunikasi tercapai. Pengirim pesan harus proaktif
dalam membuat penerima/komunikan/komunikator/receiver mengerti
dan memahami pesan yang disampaikan. Seringkali, apa yang dikatakan tidak
selalu sesuai dengan apa yang didengar. Untuk menghindarinya, hal-hal yang
harus dilakukan adalah :
• Menyatakan
satu ide atau gagasan dalam satu waktu.
• Menyatakan
ide atau gagasan dengan singkat.
• Memberikan penjelasan ketika diperlukan.
• Melakukan
pengulangan jika diperlukan.
• Menerima dan memberikan umpan balik.
• Melakukan
pilihan kata, nada suara dan bahasa tubuh yang tepat.
• Mengembangkan sikap empati terhadap penerima/komunikan/komunikate
/receiver dalam mengatasi kultural atau budaya dalam komunikasi.
b. Pesan
Pesan merupakan informasi sederhana yang ingin disampaikan oleh
pengirim pesan kepada penerima. Pesan dapat berupa pesan verbal maupun pesan non
verbal. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya masalah, pengirim harus :
·
Menggunakan terminologi
yang tepat.
·
Berbicara dengan jelas.
· Waktu pengiriman pesan
disesuaikan dengan kesiapan penerima pesan untuk mendengarkan atau menerima
pesan.
·
Menggunakan volume suara
yang sesuai.
· Pesan yang disampaikan
hendaknya bersifat inklusif dan informatif. Inklusif artinya bahwa pesan berisi
segala sesuatu yang diperlukan oleh penerima pesan untuk memahami maksud
pengirim. Informasi artinya pesan merupakan sesuatu yang ingin diketahui oleh penerima
pesan.
c.
Penerima/komunikan/komunikate/receiver
Penerima pesan membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan
mereka. Untuk itu, penerima pesan harus memegang kendali atas seluruh proses
komunikasi yang berlangsung. Agar penerima pesan memegang kendali, adalah
penting bagi penerima pesan untuk yakin bahwa pengirim pesan memahami apa yang
diinginkan oleh penerima pesan dan mengapa mereka menginginkannya.
Aktif mendengarkan adalah suatu proses yang digunakan oleh
penerima pesan untuk memfasilitasi komunikasi dan meningkatkan penampilan.
Dalam artian, penerima pesan aktif dalam proses komunikasi. Agar penerima pesan
dapat mendengarkan dengan aktif, hal-hal yang perlu dilakukan oleh penerima
pesan adalah :
· Fokus perhatian pada
pesan yang disampaikan dengan memberikan momen prioritas. Jika memungkinkan
melihat atau melakukan kontak mata kepada pengirim pesan.
·
Mendengar dan melihat
isi pesan tidak langsung atau non verbal sama baiknya ketika mendengarkan kata-kata.
Perhatikan petunjuk non verbal yang
menyajikan informasi berdasar pada apa yang ingin disampaikan oleh pengirim
pesan. Persepsi yang diberikan oleh penerima pesan terhadap pesan dan pengirim
pesan dapat berbeda. Pilihan kata, nada suara, posisi tubuh, geture dan gerakan
mata merefleksikan perasaan dibalik kata-kata yang diucapkan.
·
Menjaga pikiran tetap
terbuka dan hindari penilaian.
· Melakukan verfikasi terhadap apa yang didengar atau disampaikan. Jangan berasumsi bahwa persepsi
yang diberikan terhadap pesan merupakan bentuk persetujuan dengan tujuan
pengirim pesan. Berikan umpan balik yang tepat kepada pengirim pesan.
d. Umpan Balik Pesan
Penerima yang efektif memverifikasi pemahaman mereka terhadap
pesan yang dikirim oleh pengirim pesan. Mereka menyadari kata-kata, nada suara,
dan bahasa tubuh ketika mereka memberikan umpan balik. Berbagai bentuk umpan
balik yang diberikan dapat berupa pengakuan, pengulangan, dan parafrase.
Kemudian, yang dimaksud dengan pengakuan adalah bahwa penerima
pesan telah menerima dan memahami pesan yang disampaikan. Untuk pesan yang
bersifat informatif yang rumit, pengakuan saja tidaklah cukup untuk memastikan
dan memahami pesan yang disampaikan. Sedangkan, yang dimaksud dengan
pengulangan adalah mengulang kembali kata-kata yang disampaikan oleh pengirim
pesan.
Terakhir, yang dimaksud dengan parafrase adalah mengulang
kata-kata yang disampaikan oleh penerima pesan sendiri kepada pengirim pesan.
Parafrase memungkinkan penerima pesan untuk melakukan verifikasi terhadap
pemahaman pesan dan menunjukkan kepada pengirim pesan bahwa penerima pesan
mendengarkan pesan dengan baik.
III.
Penutup
Memahami
sosiologi komunikasi sangat bermanfaat untuk mengetahui berbagai jenis komunikasi.
Komunikasi efektif bukan hanya tergantung kepada komunikator maupun
komunikan/komunikate/receiver tetapi juga pesan (message), encoding, saluran (channel), penerima (receiver), decoding, umpan balik (feedback), gangguan/hambatan (noise), dan konteks (context
Dengan adanya komunikasi yang efektif, maka hubungan antar
individu, indiividu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, pemerintah
dengan rakyat dan rakyat dengan pemerintah akan berlangsung baik, saling
mempercayai, karena telah memiliki paradigma
yang sama dalam mencapai tujuan bersama, demi kepentingan dan kesejahteraan
bersama.
Rujukan :
Prof Dr H M Burhan
Bungin Guru Besar Ilmu Sosiologi Buku Sosiologi Komunikasi.
Website
Pakarkomunikasi.com
Sosiologi.info
https://sis.binus.ac.id/2020/07/21/jenis-jenis-komunikasi/
https://fisipol.uma.ac.id/4-jenis-komunikasi/
https://www.indeed.com/career-advice/career-development/types-of-communication
https://www.romelteamedia.com/2014/02/level-komunikasi.html
Comments
Post a Comment